HORMON TESTOSTERON



Pengertian Hormon Testosteron

Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosteron adalah testis pada Pria dan indung telur (ovari) pada wanita, walaupun sejumlah kecil hormon ini juga dihasilkan oleh zona retikularis korteks kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormon seks pria utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada pria maupun wanita, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan ada terhadap osteoporosis. Secara rata-rata, PRIA dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada wanita dewasa.


Cara Meningkatkan Hormon Seks Testosteron Pria


Pria dan wanita memiliki hormon-hormon seks yang berbeda. Pada wanita hormon seksnya disebut esterogen dan progesteron sedang pada pria disebut testosteron. Hormon seks tersebut mulai akan berfungsi ketika pria atau wanita sudah memasuki akil baliq atau remaja. Pada pria hormon seks testosteron dikeluarkan melalui testis dan dilepas masuk ke dalam darah. Testosteron yang mulai muncul saat remaja pada umumnya akan memperlihatkan tanda-tanda sekunder seperti tumbuh rambut kumis, suara lebih keras, badan menjadi berotot, dan adanya produksi sperma pada testis. Seiring dengan bertambahnya usia, produksi hormon seks akan semakin berkurang. Pria berusia tua kadang memiliki hormon testosteron yang sangat sedikit sehingga gairah seks juga rendah, hal tersebut adalah normal. Yang tidak normal adalah jika hormon testosteron sudah berkurang padahal belum waktunya. Jika ini terjadi maka perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui penyebab hormon seks berkurang dan jika dibutuhkan melakukan usaha-usaha untuk menambah jumlah hormon testosteron.

Cara meningkatkan jumlah hormon seks testosteron pada pria.

1. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Hormon seks yang kurang kadang adalah efek samping dari sebuah kondisi medis yang diderita karena itu sebelum memulai meningkatkan kadar hormon testosteron, kondisi kesehatan anda harus diperiksa secara menyeluruh. Dokter anda akan melakukan tes hormon untuk memastikan tiroit, hipofisis dan sistem endoktrin anda sehat. Pemeriksaan kinerja sistem reproduksi perlu juga dilakukan untuk mengetahui apakah ada masalah pada organ seksual yang mempengaruhi atau bahkan terpengaruh oleh kadar hormon testosteron yang rendah.

2. Olahraga teratur. Olahraga teratur akan merangsang sistem kelenjar tubuh khususnya kelenjar pituitari yang menyebabkan tubuh memproduksi testosteron. Olahraga teratur selama 45-60 menit setiap hari dapat menngkatkan hormon seks pria dengan cepat.

3. Lakukan diet. Protein tinggi dan karbohidrat rendah mendorong tubuh memproduksi hormon testosteron. Ayam, sayuran dan daging sangat bagus untuk diet hormon ini. Kurangi makanan berlemak dan hindari karbohidrat dan gula tinggi yang dapat menghambat produksi testosteron dalam tubuh.

4. Istirahat yang cukup.
Saat tubuh dalam keadaan istirahat, sistem endokrin akan mengembalikan energi dan bahkan meningkatkan produksi hormon testosteron. Sebuah studi menunjukkan bahwa 6 sampai 8 jam tidur setiap hari akan membuat tubuh pria tetap memiliki kadar hormon seks testosteron yang normal. Sebaliknya, tidur yang kurang atau istirahat tidak optimal akan berefek pada ringkat produksi hormon seks.

5. Konsumsi suplemen atau Jamu Tradisional.
Jika dibutuhkan konsumsilah suplemen seperti Provacyl atau jamu kukubima tribulus atau suplemen lainnya yang dapat membantu meningkatkan produksi testosteron tubuh. Yang harus diperhatikan adalah konsumsilah suplemen yang telah disetujui oleh badan pemeriksa obat dan kesehatan agar hasilnya dapat terjamin. Gairah seks muncul akibat adanya hormon testosteron yang terus diproduksi tubuh. Kekurangan testosteron akan menyebabkan gairah seks menurun, itulah sebabnya testosteron disebut juga hormon seks pria. Jika memiliki masalah testosteron rendah padahal usia belum begitu tua, maka yang pertama dilakukan adalah cek sejarah penyakit dalam keluarga, kemungkinan ada penyakit yang belum terdeteksi secara fisik tapi sudah menyebabkan perubahan kadar testosteron dalam darah.Lakukan konsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi obat atau suplemen penambah testosteron. Beberapa suplemen dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal. Dan jangan olahraga yang berlebihan sebab justru dapat menurunkan kadar hormon testosteron dalam darah. Hormon seks testosteron normalnya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Gejala kekurangan testosteron pada pria berusia tua disebut Andropause, yang menyebabkan gairah seks akan sangat jauh bekurang. Fenomena yang sama pada wanita berusia tua disebut Menopause. Dan memang orientasi seksual pria dan wanita yang sudah tua tidak lagi sama seperti saat mereka muda. Saat usia tua, seks tidak lagi berorietasi orgasme dan ejakulasi tapi berorientasi menjalin keintiman bersama.

Tanda-Tanda Menurunnya Hormon Testosteron


Dengan bertambahnya usia pria, produksi hormon testosteron menurun secara bertahap. Jika menurun lebih dari yang seharusnya, pria dapat mengalami berbagai berbagai gejala tertentu dan komplikasi.

Berikut 9 tanda menurunnya produksi hormon testosteron pada pria antara lain:


1. Rendahnya Gairah Seks

Testosteron berperan dalam mengatur libido seorang pria. Seiring bertambahnya usia, kebanyakan pria akan mengalami penurunan lebih drastis terhadap gairah seks. Rendahnya tingkat testosteron juga dapat membuat Anda sulit untuk mencapai orgasme.

2. Kesulitan Ereksi

Hormon testosteron juga membantu pria mencapai ereksi. Testosteron sendiri tidak menyebabkan ereksi, tetapi merangsang reseptor di otak untuk memproduksi oksida nitrat-sebuah molekul yang memicu ereksi.

Rendahnya testosteron terkait dengan banyak kondisi yang menyebabkan disfungsi ereksi, termasuk obesitas dan diabetes aterosklerosis.

3. Rendahnya Produksi Cairan Semen

Testosteron berperan juga dalam produksi air mani, yaitu cairan yang membantu perkembangan sperma. Pria dengan testosteron rendah akan melihat penurunan jumlah volume spermanya ketika ejakulasi.

4. Rambut Rontok

Produksi rambut dipengaruhi juga oleh hormon testosteron. Kebotakan memang suatu hal yang alami ketika pria bertambah tua, tetapi pria dengan testosteron rendah dapat mengalami kerontokan rambut lebih cepat sebelum usia tuanya.

5. Mudah Lelah

Pria dengan hormon testosteron yang rendah cenderung mudah lalah dan kurang berenergi dalam aktivitasnya sehari-hari.

6. Kehilangan Massa Otot

Karena testosteron juga memiliki peran dalam pembangunan dan penguatan otot, pria dengan testosteron rendah dapat mengalami penurunan massa otot dan kekuatan, terutama di tangan, kaki, atau dada.

7. Kegemukan

Pria dengan testosteron rendah akan mengalami peningkatan lemak tubuh. Meskipun alasan di balik ini kurang begitu jelas, penelitian telah menunjukkan bahwa gen yang mengontrol persentase lemak tubuh juga bertanggung jawab untuk tingkat sirkulasi testosteron pada pria.

8. Penurunan Massa Tulang

Melemahnya tulang atau yang sering disebut dengan osteoporosis dianggap sebagai kondisi yang terjadi hanya pada wanita saja.

Pria dengan testosteron rendah juga dapat mengalami pengeroposan tulang karena produksi testosteron dapat membantu penguatan tulang. Akibatnya pria tersebut lebih rentan terhadap patah tulang, biasanya di pinggul, kaki, tulang rusuk, dan pergelangan tangan.

9. Mood yang Tidak Stabil

Wanita sering mengalami perubahan suasana hati selama menopause, ketika tingkat mereka penurunan estrogen. Pria dengan kadar testosteron rendah juga dapat mengalami gejala yang sama.

Testosteron sering digambarkan sebagai "bahan bakar" pada pria yang dapat meningkatkan suasana hati dan kapasitas mental. Penelitian telah menunjukkan bahwa pria dengan testosteron rendah lebih mungkin mengalami depresi, lekas marah, atau sulit memfokuskan pikiran.

Waspadai Rendahnya Hormon Testosteron pada Pria Babyface


APAKAH Anda pernah dengar istilah hipogonadisme? Hipogonadisme dijumpai jika didapatkan konsentrasi hormon testosteron yang rendah atau kerja hormon testosteron yang tidak kuat. Wajah pria yang babyface atau awet muda disinyalir salah satu cirinya.

Masyarakat terutama kaum pria disarankan untuk mewaspadai hipogonadisme, yaitu keadaan di mana terjadi penurunan kadar hormon laki-laki atau testosteron karena dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, massa lemak tubuh, menurunnya libido, massa dan kekuatan otot, serta terjadinya osteoporosis.

Edukasi mengenai deteksi dini serta penanganan yang tepat terhadap hipogonadisme pada pria penting dilakukan agar dapat terhindar dari komplikasinya, serta menjaga kualitas hidup.

Hipogonadisme tidak hanya dialami oleh pria dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Hal ini dapat dilihat saat si anak dalam masa pertumbuhan atau remaja.

"Apabila anak sudah 15 hingga 17 tahun, tapi secara fisik belum terlihat kumis atau rambut halus di daerah lain, seperti di ketiak atau di sekitar alat kelamin, penis tidak berkembang, tidak mengalami perubahan suara, tidak ada jerawat pada wajah, atau tidak ada tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan seksual lainnya, maka perlu diwaspadai terjadinya hipogonadisme. Orang menyebutnya anak ini babyface, usianya sudah remaja tetapi masih seperti anak-anak," tutur Dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, dalam seminar media mengenai Hipogonadisme pada Pria dan Masalah Keganasan Kelenjar Tiroid di Hotel Mandarin, Jakarta.

Kurnia menjelaskan, orangtua sangat berperan untuk melakukan deteksi dini hipogonadisme pada anak, di antaranya dengan cara mewaspadai adanya kelainan yang mungkin terjadi selama masa tumbuh kembang mereka dan segera berkonsultasi jika terdapat kecurigaan.

"Jika usia anak-anak sudah masuk remaja, biasanya peralihan antara SD ke SMP. Usia 11, 12, atau 13. Bisa dilihat bulu kumis, ketiak, kalau pada laki-laki biasa dilihat di daerah kemaluan. Yang paling jelas dari suara. Kalau suara si anak tidak juga mengalami perubahan, tidak membesar seperti bagaimana harusnya teman-teman lain seumurnya, maka harus segera diperiksa. Harus dipastikan hormon testosteron dalam darahnya rendah atau tidak. Jika hormonnya normal, ya tidak ada masalah," jelasnya.

Pengobatan hipogonadisme pada pria dewasa, yaitu berupa penggantian hormon berupa terapi testosteron yang mampu mengembalikan fungsi seksual, kekuatan otot, mencegah osteoporosis, dan menggunakan bantuan teknologi reproduksi yang membantu pasangan dalam pembuahan.

Sedangkan hipogonadisme pada anak laki-laki, sebelumnya harus dicari dahulu penyebabnya, apakah ada penyakit lain yang menyertainya. Jika diperlukan, keadaan ini dapat diobati dengan pemberian hormon testosteron sintetik.

Pria Gemuk Lebih Cepat Kehilangan Hormon Testosteron


KELEBIHAN berat badan tak hanya dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri seseorang. Bagi pria, obesitas yang dideritanya dapat menyebabkan produksi hormon "kelaki-lakiannya" lebih cepat berkurang.

Kuantitas hormon testosteron berpengaruh besar terhadap kualitas hidup seorang pria. Pasalnya pada pria, testosteron yang sebagian besar diproduksi di testis, bertanggung jawab untuk merangsang produksi sperma, dorongan seksual, membangun massa otot, dan tulang.

Kekurangan testosteron sering menyebabkan rendahnya tingkat energi, masalah seksual, dan mengurangi kualitas hidup. Hormon ini akan membentuk karakter "jantan" pada manusia, seperti pembentukan otot, massa tulang, suara yang berat, hingga pertumbuhan rambut.

Secara alamiah, produksi hormon testosteron dalam tubuh akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Namun, pada mereka yang punya berat badan berlebih alias obesitas, risiko penurunan hormon yang membentuk karakter maskulin pada manusia ini berkurang lebih cepat.

"Pada orang gemuk, penurunan hormon testosteron bisa sampai 40 persen, apalagi kalau dia punya penyakit penyerta seperti diabetes, bisa sampai 50 persen," kata, Dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, konsultan endokrin metabolik, RSCM, seusai mengikuti sebuah seminar di Hotel Mandarin, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Yunir menjelaskan bahwa lemak yang ada di dalam tubuh yang tertumpuk di jaringan perut akan menghasilkan suatu enzim yang dapat merusak hormon testosteron. Akibatnya, testosteron yang ada akan dipecah sehingga kadarnya di dalam darah akan menurun.

"Jadi, ada sel-sel di dalam jaringan lemak yang menyebabkan pengurangan kadar hormon testosteron," ucapnya.

Menurut Yunir, lingkar pinggang pada pria tidak boleh lebih dari 90 cm karena akan memicu tumpukan lemak di rongga perut. Menumpuknya lemak di perut bukan hanya sekadar berfungsi dalam menyimpan energy, tetapi juga dapat menghasilkan hormon yang justru menekan produksi testosteron.

Jadi, produksi testosteron yang tadinya normal bisa menjadi turun, karena lebih cepat dipecah oleh hormon adipositokin, yang dihasilkan sel lemak di rongga perut.

"Kadang untuk kompensasi, testis malah akan menjadi membesar untuk menggenjot produksi hormon lebih banyak," tutupnya.

Penurunan berat badan mampu tingkatkan hormon testosteron

Sebuah penelitian baru menyebutkan bagi beberapa pria, penurunan berat badan mampu meningkatkan kadar testosteron mereka yang menurun. Studi ini pun menawarkan solusi baru untuk meningkatkan level hormon testosteron yang rendah selain menggunakan terapi.

Dr. Frances Hayes dari St. Vincent's University Hospital, Dublin, bersama timnya melibatkan 900 pria dengan kondisi gula darah tinggi, namun tidak terkena diabetes. Rata-rata usia para pria tersebut adalah 54 tahun.

Koresponden kemudian diberi tiga jenis perlakuan berbeda, yaitu obat diabetes metformin, pil tanpa kandungan apapun selain efek plasebo, serta perintah mengonsumsi makanan rendah lemak dan rendah kalori.

Ketika penelitian dimulai, para ahli juga mencatat bahwa para pria tersebut memiliki kadar testosteron rata-rata 20% lebih rendah daripada keadaan normal.

Setelah studi berakhir, koresponden pertama maupun kedua tidak mengalami peningkatan terhadap kadar testosteron mereka. Namun pria yang melakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan olahraga teratur mampu meningkatkan kadar testosteron mereka hingga 15%. Selain itu, kadar gula dalam tubuh juga ikut menurun, sehingga risiko serangan diabetes pun ikut berkurang.

"Penurunan berat badan tidak hanya menurunkan kadar gula dalam darah, namun juga meningkatkan produksi testosteron," terang Dr. Hayes, seperti yang dikutip dari My Health News Daily (27/06).

Studi mengenai hubungan antara penurunan berat badan dan level testosteron pada pria ini pun telah dilaporkan dalam pertemuan rutin Endocrine Society di Houston.

7 Cara Alami Meningkatkan Hormon Testosteron



Peran hormon testosteron bagi seorang pria sangatlah vital. Mengapa? Pasalnya, hormon ini bertanggung jawab terkait pembentukan karakter maskulinitas seperti pembentukan otot, massa tulang, suara lebih berat dan pertumbuhan rambut. Pria mendapatkan kejantanan atau kedewasaannya dari fungsi hormon ini. Rendahnya tingkat testosteron secara substansial juga memengaruhi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Biasanya, kadar testosteron akan menurun seiring dengan bertambahnya usia (sekitar 1 persen setiap tahunnya). Penurunan hormon ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti osteoporosis dan obesitas. Tetapi perlu diingat, rendahnya kadar testosteron dalam tubuh pria bukan semata-mata karena faktor penuaan. Seorang pria muda juga berisiko mengalami penurunan kadar testosteron.

Banyak cara untuk meningkatkan atau menjaga kadar hormon testosteron tetap stabil. Salah satunya adalah lewat terapi hormon pengganti. Tetapi, cara ini tidak sepenuhnya aman karena memiliki efek samping. Ada beberapa cara yang lebih aman dan alami untuk menaikkan kadar testosteron dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Kurangi lemak tubuh yang berlebih

Obesitas menjadi masalah global. Sejumlah studi telah membuktikan bahwa kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar estrogen, yang selanjutnya dapat mengurangi kadar testosteron Anda. Dengan melakukan latihan aerobik secara teratur seperti berjalan, jogging, lari, bersepeda, lompat tali dan berenang bersama dengan kontrol diet yang tepat, secara efektif dapat memangkas persentase lemak tubuh total.

Proses penurunan berat badan harus dilakukan secara bertahap dan tingkat kehilangan lemak harus dibatasi sekitar satu pound (sekitar 500 gram) setiap minggunya. Melakukan program diet yang ekstrem dengan pembatasan kalori, justru akan menghentikan produksi testosteron. Jadi, Anda perlu memilih cara sehat menurunkan berat badan.

2. Latihan kekuatan


Untuk meningkatkan kadar testosteron, Anda harus lebih mengintensifkan latihan. Ketimbang latihan kardio, latihan kekuatan lebih efektif dalam merangsang testosteron. Jenis latihan seperti squats, deadlifts, bench presses (otot dada), dips dan lunges lebih efektif dalam meningkatkan kadar testosteron. Pelepasan testosteron secara langsung sangat berkaitan dengan intensitas waktu latihan Anda.

3. Menu diet seimbang

Menjalankan program diet seimbang (memperhatikan kebutuhan makro dan mikro) adalah sesuatu yang harus dipertahankan. Hal ini tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga dalam menjaga kadar testosteron. Penelitian telah menemukan bahwa pria yang mengonsumsi makanan kaya akan lemak tak jenuh tunggal memiliki tingkat testosteron tertinggi.

Para ilmuwan percaya bahwa lemak tak jenuh tunggal memiliki efek langsung pada testis yang menjadi tempat utama dari sekresi testosteron. Kacang-kacangan, minyak zaitun, minyak canola dan selai kacang merupakan sumber yang baik dari lemak tak jenuh tunggal. Mengkonsumsi makanan kaya zinc (seng) juga dapat membantu proses pembentukan hormon testosteron secara alami.

4.Kurangi konsumsi Alkohol


Untuk menjaga tingkat testosteron tetap sehat, Anda harus mengurangi konsumsi alkohol. Tingginya kadar alkohol secara langsung mempengaruhi sistem endokrin, sehingga menganggu produksi testosteron. Jadi, mulai sekarang katakan “Tidak” untuk minum alkohol.

5. Tidur

Anda wajib mendapatkan waktu istirahat setidaknya 7-8 jam di malam hari. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan tingkat testosteron dan peningkatan kadar kortisol (hormon katabolik) yang dapat menurunkan kadar testosteron Anda. Studi laboratorium telah menunjukkan bahwa, tingkat testosteron akan meningkat di pagi hari setelah seseorang mendapatkan waktu tidur yang cukup.

6. Menghindari stres

Stres berlebihan juga berkontribusi terhadap produksi kortisol yang berpotensi dapat menurunkan kadar testosteron karena sifat kataboliknya. Beberapa teknik relaksasi seperti yoga, meditasi dan latihan pernapasan dapat membantu Anda untuk mengurangi efek dari stres.

7. Sering melakukan hubungan seks

Peningkatan aktivitas seksual membantu meningkatkan sistem endokrin untuk menghasilkan lebih banyak testosteron. Beberapa penelitian menyatakan, berhubungan seks di pagi hari dapat lebih bermanfaat dalam hal meningkatkan tingkat testosteron seorang pria.

Proses Hormon Testosteron Diproduksi Tubuh

Hipotalamus

Produksi testosteron dimulai di kelenjar hipotalamus yang terletak di daerah otak. Karena rangsangan tertentu seperti gairah seksual, tubuh akan mengaktifkan hipotalamus untuk mengeluarkan suatu zat yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).

Kelenjar Pituitari

Setelah GnRH dirilis ke dalam aliran darah, pembuluh darah membawa hormon tersebut ke kelenjar pituitari.

Di kelenjar pituitari, GnRH mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone dan memasukkannya ke dalam aliran darah.

Testis


Setelah dalam aliran darah, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone melakukan perjalanan baik ke testis laki-laki, atau indung telur perempuan.

Dalam testis, hormon tersebut mengaktifkan sel-sel testis yang disebut sel Leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk hormon testosteron.

Testosteron kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan oleh hipotalamus.

Ovarium

Pada wanita, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini, follicle-stimulating hormone dan luteinizing hormone mengaktifkan sel-sel thecal ovarium.

Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi testosteron.

Kelenjar Adrenal


Sejumlah kecil testosteron juga diproduksi dalam kelenjar adrenal. Hal ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita.

Proses ini dilakukan dengan mengaktifkan sel-sel zona reticularis kelenjar adrenal untuk mensintesis kolesterol menjadi testosteron.